Didukung Pemprov. DKI Jakarta, RMI-NU Gelar Pesantren Anti Tawuran
KLASIKMEDIA.COM, JAKARTA- Pesantren Penguatan Karakter untuk Remaja untuk mengatasi tawuran (Pesantren Anti Tawuran) yang digelar oleh PW Asosiasi Pesantren NU/Rabithah Ma`ahid Islamiyah (RMI-NU) DKI Jakarta dari Jum`at s.d Minggu, 8 s.d 10 Agustus 2025 di Pondok Pesantren Darut Taufiq (Al-Falah), Cilincing, Jakarta Utara bekerja sama dengan PCNU Jakarta Utara, MWC-NU Tebet, Ranting NU Manggarai, YPRA (Yayasan Pesantren Ramah Anak), KMI (Kesehatan Mental Indonesia) dan didukung oleh Pemprov. DKI Jakarta melalui Birodikmental dan BAZNAS BAZIS DKI Jakarta telah berlangsung sukses.
“Pesantren Anti Tawuran ini diikuti oleh 25 peserta usia remaja dari Manggarai dan Jakarta Utara telah berlangsung sukses dan memberikan dampak yang baik bagi peserta. Testimoni dari peserta maupun orang tua atau wali murid dan pihak sekolah yang mengutus para peserta juga positif dan diapresiasi. Bahkan ada ucapan dari remaja yang tidak jadi ikut: nyesel nggak ikut. Ini patut kita syukuri sebab kegiatan pesantren untuk mengatasi tawuran baru kali ini dilaksanakan di Jakarta,” ujar K.H. Rakhmad Zailani Kiki atau Kyai Kiki, Ketua PW RMI-NU DKI Jakarta dalam siaran persnya.
Lebih lanjut, Kyai Kiki mengatakan pesantren anti tawuran walaupun dilaksanakan hanya tiga hari namun materi-materinya langsung pada membuka pikiran, wawasan dan menyehatkan kembali serta memperkuat mental spiritual para peserta dengan pendekatan keislaman dan psikologi.
“Di pesantren ini, bukan hanya melibatkan kyai dan ustadz dengan kegiatan shalat berjamaah, shalat tahajjud dan kultum dari peserta untuk peserta, tetapi juga melibatkan beberapa psikolog dan konselor dengan metode fasilitasi dan komunikasi sehingga hasilnya bisa maksimal sesuai dengan tujuan diselenggarakannya pesantren anti tawuran ini. Mereka yang lulus langsung dijadikan kader anti tawuran di tempatnya masing-masing,” ujar Kyai Kiki.
Adapun yang menjadi kelebihan di pesantren anti tawuran ini bukan pada saat pelaksanaan pesantrennya saja, tetapi juga pada kegiatan tindak lanjutnya dan pendampingan para peserta pasca pesantren.
“Pasca pesantren ini, para peserta kami datangi dan kami lakukan komunikasi, ngobrol santai saja tentang kegiatan mereka dan komitmen mereka sebagai kader anti tawuran bagi dirinya, kawan-kawannya dan lingkungannya. Inilah yang kami namakan dengan solusi dengan pendekatan hati nurani,” ujar Kyai Kiki.
“Kegiatan ini akan kami selenggarakan lagi untuk angkatan berikutnya sebagai solusi bagi Jakarta untuk mengatasi tawuran yang kerap dilakukan para remaja. Terima kasih kami ucapkan kepada Pemprov. DKI Jakarta yang mendukung acara ini,”pungkas Kyai Kiki. ***