Artikel 

Suharso VS Rokok Kretek 234 untuk Kyai Radjiun

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL) Saat saya jadi santri kalong yang mengaji tasawuf ke salah satu ulama Sufi Betawi terkemuka  dan penyusun kitab Mirats (99 Hadits Qudsi Rahasia Cinta Kasih Allah) , KH Abdurrahim Radjiun bin Muallim Radjiun Pekojan atau Kyai Radjiun, saya hampir selalu bawa hadiah untuk beliau rokok kretek 234 (Dji Sam Soe) satu bungkus atau jika ada uang saya berikan ke beliau satu slop sebagai bentuk tabarruk. Saya sendiri bukan perokok, dan Kyai Radjiun tahu. Tapi karena beliau senang merokok kretek 234, saya…

Read More
Artikel 

Saifudin Ibrahim VS Anaknya

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL)   Semalam, sebelum saya jadi narasumber di podcast Padasuka TV, saya sedang ngobrol dengan sahabat saya, seorang pengurus LSM lingkungan di kedai kopi milik Serikat Petani Indonesia (SPI), daerah Mampang.  Saya bilang ke dia, jika obrolan ini akan terputus karena saya harus jadi narasumber di siaran live podcast Padasuka TV yang menyoal pernyataan Pendeta Saifudin Ibrahim   tentang penghapusan 300 ayat Al-Quran. Kawan saya ini menujukkan raut wajah sedikit terkejut, dia bilang Saifudin Ibrahim (SI) adalah ustadznya di  Pondok Pesantren Muhammadiyah Darul…

Read More
Artikel 

Dialektika Ferdinand Hutahaean di Jebakan Sampah Peradaban Medsos

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki Kepala Lembaga Peradaban Luhur (LPL)   Ketika pertama kali kasus cuitan Ferdinand Hutahaean (FH) tentang Allah di Twitter menjadi polemik dan membuat sebagian orang marah, saya dimintai pendapat oleh seorang sahabat tentang kalimat cuitan FH tersebut. Jawaban saya singkat saja: (tulisan kalimat itu) biasa aja. Ketika itu, saya belum tahu jika FH adalah seorang muallaf.  Dan saya sebagai seorang Muslim tidak merasa tersinggung dengan kalimat FH di ciutannya tersebut yang lengkapnya tertulis begini: “Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah, harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa,…

Read More
Artikel 

Ada Apa dengan Habib Bahar?

Oleh : Khotimi Bahri   Wakil Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara (BKN), Komisi Fatwa MUI Kota Bogor, Wakil Katib PCNU Kota Bogor   Habib Bahar bin Smith kembali harus berurusan dengan hukum. Ia dilaporkan oleh beberapa elemen masyarakat atas dugaan ujaran kebencian, hoax, SARA dan adu domba umat dalam salah satu ceramahnya di acara Maulid Nabi Muhammad di Bandung baru-baru ini. Seperti dalam salah satu vidio yang viral saat mengisi acara maulid tersebut, Bahar bin Smith menyampaikan ujaran yang provokatif dan penuh kebencian, hoax dan memprovokasi hadirin untuk melakukan perlawanan…

Read More
Artikel 

Inovasi dan Revolusi Kebijakan Kapolda Metro Jaya

Oleh: Khotimi Bahri Wakil Ketua Umum Barisan Kesatria Nusantara (BKN)   Negara harus hadir memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap warganya. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alinea keempat ditegaskan bahwa cita-cita Negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.   Untuk merealisasikan amanat undang-undang tersebut, Presiden Rebublik Indonesia, Ir. Joko Widodo mendeklarasikan Nawacita sebagai program prioritas. Yang sangat prinsip dari Nawacita adalah hadirnya negara untuk melindungi segenap…

Read More
Artikel 

Sukmawati dan Pilhan Beragama

Oleh: Muhammad Rofi`i Mukhlis Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara/BKN “Tidak ada paksaan dalam agama. Sungguh telah nyata kenbenaran dan kesesatan. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, sesunguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tak akan putus. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 256). Dari sudut gramatika bahasa Arab tampak bahwa kata “la” dalam ayat di atas termasuk “la linafyi al-jinsi”, dengan demikian berarti menafikan seluruh jenis paksaan dalam soal agama. Ayat ini juga dikemukakan dengan lafzh ‘am. Dalalat lafzh…

Read More
Artikel 

Ridwan Saidi Pada Mr. Mohammad Roem: Kenapa KMB Harus 3 Bulan?

CABE, Catetan Babe Ridwan Saidi Mr. Mohammad Roem*, Pak Roem, bercerita tentang seorang Belanda yang suka jalan pagi di sekitar Menteng bersama anak gadisnya. Sebut Si Noni. Noni kaget sekali saat suatu pagi jalan dengan papie (ayahnya) bertemu dengan seseorang yang juga lagi jalan pagi. Papienya kasih groeten (hormat) pada tu bapak. Noni: “Waarom  papie  groeten aan hem  (Kok hormat ke tu bapa sih?). Papie tak pernah lakukan ini pada siapa pun.” Papie: “Hij ist Mr Roem, siapa pun orangnya harus hormati Roem!” Pak Roem suatu kali minta saya datang…

Read More
Artikel 

Tak kutemukan Lagi Sosok Subchan ZE, Santri Intelect

CABE, Catetan Babe Ridwan Saidi Rumahnya di Jl Banyumas 4 Menteng. Tak jauh dari kantor PB HMI di Jl Diponegoro 16 yang kini sudah dilego oknum yang jenaka. Itu zaman Orla berdendang, Sukarno larang lagu-lagu Rock n Roll yang ia sebut ngak ngik ngok. Subchan usia 32 tahun, jabatan Ketua IV PB NU. Ia popular. Aku dan teman-teman HMI ke rumahnya. Buat aku, itu kali pertama. Pas sampe, kami disuruh duduk. Ia tinggi besar, rambut kriting, wajah tampan, bersarung dan singletan. Ia ke meja gramophone dan putar plat Bill Haley…

Read More
Artikel 

Ridwan Saidi Pada M. Natsir: “Kenapa Bapa Ikut PRRI?”

CABE, Catetan Babe Ridwan Saidi Jam 10.00 pagi itu di tahun 1975, sesuai janji,  saya (RS) sudah di Jl. Jawa, kini jadi Jl. HOS Tjokroaminoto, di kediaman bekas perdana menteri n ex Ketua Masyumi, M. Natsir (MN). MN: “Saidi, sebut mana yang gatal, biar saya tahu mana yang mesti saya garuk.” RS: “Bapa kenapa ikut PRRI?” (M. Natsir terdiam sejenak, pandangannya dilempar ke Jl Jawa). MN: “Saidi, setiap malam dua truk Pemuda Rakyat PKI kumpul depan rumah saya sambil treak-treak. Umi (Ny M.Natsir) setiap saat terima telepon gelap. Saya adukan…

Read More
Artikel 

“Obral Rahmat” di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Latif HATAM Bicara tentang mudahnya ibadah di saat pandemi Covid-19, saya akan menggarisbawahi satu kata, yaitu: Sabar. Di dalam Al-Qur`an surah az-Zumar ayat 10  Allah Swt. berfirman yang artinya: “Allah menyempurnakan pahala nya kepada orang orang yang sabar tanpa perhitungan.” Obral pahala saat pandemi Covid-19 ini bisa dilihat dengan dua kaca mata, yaitu: kaca mata syariat dan kaca mata haqiqat. Tentang kaca mata syariat,  saya akan memulai dari surah At-Taghabun ayat  16 yang artinya: “Bertaqwalah semampu kalian.” Maka Ketika ada pembatasan-pembatasan, ada prokes, ada aturan ini dan itu ,…

Read More