Literasi Membangun Karakter Generasi Muda
Oleh : Adinda Aini Syafifri
Pelajar Kelas XII Pondok Pesantren/Madrasah Aliyah Nurul Jalal, Jakarta Utara
Sudah menjadi budaya bagi orang Indonesia untuk cepat meniru hal-hal yang viral di masayarakat, apalagi meniru hal-hal yang lucu meskipun penggunaan bahasanya salah.
Pemuda pemudi Indonesia adalah harapan besar untuk mengubah pemakaian bahasa agar sesuai tempat dan fungsinya. Bahasa sebagai alat penyampai gagasan dan alat komunikasi secara efektif dapat kita temui dalam buku-buku, baik yang memuat karya sastra atau tidak. Buku-buku tersebut memuat berbagai gagasan yang dapat membuat orang berpikir dan bertambah pengetahuannya yang pada akhirnya akan turut membangun karakter bangsa. Ya, pengetahuan akan bertambah dengan menumbuhkan minat dalam dunia literasi.
Budaya literasi di Indonesia belum dianggap sebagai suatu hal yang penting. Minat baca bangsa sangat mengkhawatirkan, padahal dari membaca, kemampuan berbahasa lainnya seperti menulis dan berbicara akan meningkat. Membaca adalah jendela dunia yang membuat manusia dekat dengan karya sastra, buku, karakter bangsa, dan peradaban.
Kegiatan literasi pasti berkaitan dengan bahasa. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam memahami ilmu. Ilmu apa pun tidak/kurang bisa kita pahami jika bahasa tidak dipahami dengan baik. Para siswa akan sulit memahami konsep-konsep matematika, fisika, kimia, dan sebagainya kalau bahasanya masih kacau. Mereka juga tidak akan bisa menguasai ilmu jika tidak bisa mamahami makna bahasanya. Karena itu, bahasa merupakan aspek strategis dalam membentuk karakter budi pekerti seseorang.
Atas dasar inilah, kita semua harus menyadari bahwa keberadaan bahasa Indonesia sangat penting dalam menghela nafas ilmu. Semoga saja pihak sekolah bisa menghidupkan dan membudayakan literasi di lingkungannya sehingga akan tercipta bangsa madani dan modern.
Keadaan yang sekarang terjadi, dimana pemuda kurang memahami esensi bahasa dan literasi sehingga tingkat kebudipekertian pemuda tidak tinggi.
Di era modern ini, anak muda maupun orang tua sudah kurang membudayakan literasi ditambah lagi dengan teknologi yang semakin berkembang ada sisi positif dan negatifnya. Di satu sisi perkembangan teknologi dapat membantu meningkatkan budaya literasi di Indonesia dengan
mudahnya akses berita melalui internet tapi di sisi lain masyarakat menjadi lebih suka hal instan seperti melihat tayangan berita di youtube dan bermain media sosial dengan bahasa kekinian dan menjauhi budi pekerti .
Karena hal inilah, maka sangat diperlukan aksi nyata masyarakat dan pemerintah untuk menumbuhkembangkan kembali budaya literasi salah satu cara yang mudah dilakukan adalah membuat berita dengan judul dan gambar yang menarik sehingga masyarakat penasaran untuk membacanya.
Berawal dari penulisan di blog pribadi dengan tayangan dan judul tulisan yang membuat penasaran pembaca. Membuat sosialisasi dengan tema bersilaturahmi sembari memperkenalkan budaya literasi. Dengan cara ini maka masyarakat akan lebih mengenal bahasa dan budaya literasi, sehingga dapat meningkatkan budi pekerti karena masyarakat tahu bahasa yang pantas untuk digunakan. Dengan begitu, meningkatnya pengetahuan bahasa dan budaya literasi, dapat meningkatkan budi pekerti seseorang.
Sejalan dengan komitmen untuk membangun kebiasaan membaca, maka pendidikan merupakan akses utama menuju kebiasaan literasi tersebut. Melalui muatan kurikulum nasional seharusnya bisa diselipkan semangat mewujudkan kebiasaan literasi. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dipandang sebagai mata pelajaran penggerak kebiasaan ini.
Era globalisasi dan era teknologi yang semakin canggih membutuhkan kebiasaan literasi yang tinggi. Mengapa demikian? Kebiasaan literasi diperlukan untuk mendukung perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan.
literasi adalah hal yang kompleks digunakan dalam situasi sosial, sejarah, dan kebiasaan dalam menginterpretasikan makna melalui teks. Lebih lanjut, literasi membutuhkan kemampuan kognitif, kemampuan berbahasa baik secara tulis maupun lisan dan bentuk pengetahuan lainnya seperti pengetahuan tentang genre teks yang dibaca atau ditulis, pengetahuan kebiasaan dan aspek kehidupan yang lain.
Dalam kegiatan literasi, akan terbangun banyak konsep terkait segala aspek kehidupan. Kegiatan literasi tersebut akan menuntut penafsiran dan interpretasi dari setiap individu. Kegiatan ini tentu membutuhkan kemampuan kognitif kemampuan berbahasa yang baik.
Kemampuan berbahasa yang meliputi lisan maupun tulis dan wawasan kebahasaan akan terus berperan penting dalam kebiasaan literasi. Literasi kaitannya dalam bidang sastra tentu sangat erat.
Sastra dapat dikatakan sebagai salah satu bidang yang dapat membangun kebiasaan literasi. Dengan sastra, seseorang dapat mengungkapkan berbagai ide dan gagasan melalui bahasa tulis. Dengan sastra, seseorang pun mampu menangkap makna melalui teks-teks sastra. Hal ini telah terbukti, sudah banyak para penulis sastra (baik prosa, puisi, naskah drama) yang telah menuangkan ide, gagasan, imajinasi dalam lembar-lembar kertas yang dapat dibaca dan dinikmati oleh siapapun. *