Artikel 

Inovasi dan Revolusi Kebijakan Kapolda Metro Jaya

Oleh: Khotimi Bahri Wakil Ketua Umum Barisan Kesatria Nusantara (BKN)   Negara harus hadir memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap warganya. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada alinea keempat ditegaskan bahwa cita-cita Negara Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.   Untuk merealisasikan amanat undang-undang tersebut, Presiden Rebublik Indonesia, Ir. Joko Widodo mendeklarasikan Nawacita sebagai program prioritas. Yang sangat prinsip dari Nawacita adalah hadirnya negara untuk melindungi segenap…

Read More
Artikel 

Sukmawati dan Pilhan Beragama

Oleh: Muhammad Rofi`i Mukhlis Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara/BKN “Tidak ada paksaan dalam agama. Sungguh telah nyata kenbenaran dan kesesatan. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman kepada Allah, sesunguhnya ia telah berpegang kepada tali yang amat kuat yang tak akan putus. Allah Maha Mendengar dan Mengetahui”. (Q.S. Al-Baqarah [2]: 256). Dari sudut gramatika bahasa Arab tampak bahwa kata “la” dalam ayat di atas termasuk “la linafyi al-jinsi”, dengan demikian berarti menafikan seluruh jenis paksaan dalam soal agama. Ayat ini juga dikemukakan dengan lafzh ‘am. Dalalat lafzh…

Read More
Artikel 

Ridwan Saidi Pada Mr. Mohammad Roem: Kenapa KMB Harus 3 Bulan?

CABE, Catetan Babe Ridwan Saidi Mr. Mohammad Roem*, Pak Roem, bercerita tentang seorang Belanda yang suka jalan pagi di sekitar Menteng bersama anak gadisnya. Sebut Si Noni. Noni kaget sekali saat suatu pagi jalan dengan papie (ayahnya) bertemu dengan seseorang yang juga lagi jalan pagi. Papienya kasih groeten (hormat) pada tu bapak. Noni: “Waarom  papie  groeten aan hem  (Kok hormat ke tu bapa sih?). Papie tak pernah lakukan ini pada siapa pun.” Papie: “Hij ist Mr Roem, siapa pun orangnya harus hormati Roem!” Pak Roem suatu kali minta saya datang…

Read More
Artikel 

Tak kutemukan Lagi Sosok Subchan ZE, Santri Intelect

CABE, Catetan Babe Ridwan Saidi Rumahnya di Jl Banyumas 4 Menteng. Tak jauh dari kantor PB HMI di Jl Diponegoro 16 yang kini sudah dilego oknum yang jenaka. Itu zaman Orla berdendang, Sukarno larang lagu-lagu Rock n Roll yang ia sebut ngak ngik ngok. Subchan usia 32 tahun, jabatan Ketua IV PB NU. Ia popular. Aku dan teman-teman HMI ke rumahnya. Buat aku, itu kali pertama. Pas sampe, kami disuruh duduk. Ia tinggi besar, rambut kriting, wajah tampan, bersarung dan singletan. Ia ke meja gramophone dan putar plat Bill Haley…

Read More
Artikel 

Ridwan Saidi Pada M. Natsir: “Kenapa Bapa Ikut PRRI?”

CABE, Catetan Babe Ridwan Saidi Jam 10.00 pagi itu di tahun 1975, sesuai janji,  saya (RS) sudah di Jl. Jawa, kini jadi Jl. HOS Tjokroaminoto, di kediaman bekas perdana menteri n ex Ketua Masyumi, M. Natsir (MN). MN: “Saidi, sebut mana yang gatal, biar saya tahu mana yang mesti saya garuk.” RS: “Bapa kenapa ikut PRRI?” (M. Natsir terdiam sejenak, pandangannya dilempar ke Jl Jawa). MN: “Saidi, setiap malam dua truk Pemuda Rakyat PKI kumpul depan rumah saya sambil treak-treak. Umi (Ny M.Natsir) setiap saat terima telepon gelap. Saya adukan…

Read More
Artikel 

“Obral Rahmat” di Tengah Pandemi Covid-19

Oleh: Latif HATAM Bicara tentang mudahnya ibadah di saat pandemi Covid-19, saya akan menggarisbawahi satu kata, yaitu: Sabar. Di dalam Al-Qur`an surah az-Zumar ayat 10  Allah Swt. berfirman yang artinya: “Allah menyempurnakan pahala nya kepada orang orang yang sabar tanpa perhitungan.” Obral pahala saat pandemi Covid-19 ini bisa dilihat dengan dua kaca mata, yaitu: kaca mata syariat dan kaca mata haqiqat. Tentang kaca mata syariat,  saya akan memulai dari surah At-Taghabun ayat  16 yang artinya: “Bertaqwalah semampu kalian.” Maka Ketika ada pembatasan-pembatasan, ada prokes, ada aturan ini dan itu ,…

Read More
Artikel 

Mengenang KH Abdul Rasyid AS

Oleh: Rakhmad Zailani Kiki Peneliti dan Penulis Genealogi Intelektual Ulama Betawi   Hari Sabtu, 10 Juli 2021, umat Islam, khususnya masyarakat Betawi, kembali kehilangan ulamanya, yaitu  KH Abdul Rasyid AS. Beliau  adalah putra dari KH. Abdullah Syafi`ie, ulama Betawi terkemuka dan pendiri Perguruan As-Syafi‘iyah. Inisial AS yang melekat di belakang namanya adalah singkatan dan menunjukan bahwa beliau adalah anak dari KH. Abdullah Syafi`ie.   Beliau lahir di Jakarta, 30 November 1942 sebagai putra keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan K.H. Abdulllah Syafi’ie dan Hj. Roqayah. Sejak kecil hingga dewasa, beliau banyak…

Read More
Artikel 

Solusi Al-Quran Hadapi Covid

Oleh: Latif HATAM   Suatu saat di grup WhatsApp kami ada seorang teman yang memposting seperti ini: _Dear Sahabat Fillah Alhamdulillah.. Berkat do’a dari antum semua, saat ini ana sdh pulih dan bisa beraktivitas kembali, Selain perbanyak vitamin dan protein sbg asupan utk menunjang pertumbuhan imunitas tubuh, Ternyata yg paling baik adalah Perbanyak Tilawah Quran dg di Jahar kan._   Apa yang dilakukan oleh teman saya  sangat tepat. karena dengan Tilawah Al-Quran yang diajarkan banyak hikmah yang kita dapat antara lain adalah kita memasuki gelombang Alfa. Orang yang memasuki gelombang…

Read More
Artikel 

Mengapa Kita Harus Berdoa?

Oleh: Latif HATAM   Beberapa perusahaan di dunia maupun di Indonesia mengharuskan karyawannya untuk berdoa sebelum bekerja. Kebijakan ini bukan tanpa sebab karena doa merupakan  salah satu cara yang ampuh untuk meningkatkan spiritualitas karyawan dalam bekerja. Selain untuk meningkatkan spiritualitas kerja, menurut Franes Pradusuara (2012) dan dengan beberapa tambahan dari penulis, minimal ada enam alasan doa menjadi penting dilakukan seseorang sebelum bekerja, yaitu: Pertama, doa mencerminkan rasa syukur pada pekerjaan. Pekerjaan yang kita miliki adalah anugerah karena banyak orang yang masih menganggur padahal mungkin dalam pendidikan mereka lebih tinggi daripada…

Read More
Artikel 

Bersyukurlah!

Oleh: Latif HATAM   “O Lord! that lends me life, Lend me a heart replete with thankfulness! – Oh Tuhan yang telah memberiku kehidupan, Berikanlah hamba hati yang penuh dengan rasa syukur!” – William Shakespeare (1564-1616), Penyair, Penulis Drama, dan Seniman. Penyebab utama terjadinya penyelewengan adalah sikap buruk. Baik sikap serakah, kufur nikmat maupun gaya hidup yang lebih besar daripada income. Resep untuk mengobati sikap-sikap penyebab penyelewengan tersebut adalah syukur atau kebersyukuran. Efek positif dari bersyukur ini juga telah diteliti oleh Dr. Michael McCollough dari Southern Metodist Univercity, Dallas-Texas, dan…

Read More