TANDA-TANDA KIAMAT UNTUK SIAPA?
Oleh: Rakhmad Zailani Kiki
Penulis buku dan artikel Islam,
Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre
Lega rasanya suara keras sebagai bagian tanda-tanda kiamat yang digembar-gemborkan oleh segelintir orang saat hari Jumat, 15 Ramadhan 1441H-merujuk pada sebuah hadits yang keshahihannya dipersilihkan, bahkan Ibnu Jauzi menyatakan hadits ini palsu-tidak terjadi.
Peristiwa alam yang terjadi sejak dulu sampai sekarang memang kerap dikaitkan oleh sebagian orang dengan tanda-tanda akan terjadinya kiamat. Tanda-tanda ini bukanlah kiamat itu sendiri. Mengenai kapan waktu terjadinya kiamat, nyaris semua ulama sepakat tidak ada makhluk baik di bumi dan di langit yang mengetahuinya karena Allah SWT sudah menegaskan di dalam Alquran surat al-`Araf ayat 187 yang artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang Kiamat, ‘Kapankah terjadinya?’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu adalah pada sisi Rabb-ku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.’ Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Karenanya, sesuai dengan ayat ini, maka ketika makhluk yang paling mulia dan paling Allah cintai, Nabi Muhammad SAW, ditanya tentang kapan terjadinya kiamat oleh pemimpin para malaikat, Jibril as., yang sedang menyamar sebagai manusia hanya bisa menjawab: “Yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya!” (hadits shahih riwayat Imam Muslim no. 8). Semulia Nabi Muhammadi SAW dan pemimpin para malaikat, malaikat Jibril as., saja tidak tahu tentang kapan terjadinya kiamat, apalagi makhuk atau manusia lainnya? Hanya kemudian, di matan hadits yang sama, setelah ditanya oleh malaikat Jibril as., Nabi Muhammad SAW menjelaskan tentang tanda-tanda akan terjadinya kiamat: “Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Apakah tanda-tanda akan terjadinya kiamat pada hadits di atas sudah terjadi? Jawabannya sudah terjadi. Mengapa belum juga terjadi kiamat? Karena, masih ada tanda-tanda lainnya yang harus terjadi, dan sampai tulisan ini ada, tanda-tanda ini belum terjadi. Seperti yang tercantum di dalam hadits dari Hudzaifah bin Asid Al Ghifari berkata, Rasulullah SAW menghampiri kami saat kami tengah membicarakan sesuatu. Ia bertanya, ‘Apa yang kalian bicarakan?’ Kami menjawab, ‘Kami membicarakan kiamat.’ Ia bersabda, ‘Kiamat tidaklah terjadi sehingga kalian melihat sepuluh tanda-tanda sebelumnya.’ Rasulullah menyebut kabut, Dajjal, binatang (ad-dābbah), terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam AS, Ya’juj dan Ma’juj, tiga gerhana; gerhana di timur, gerhana di barat dan gerhana di jazirah Arab dan yang terakhir adalah api muncul dari Yaman menggiring manusia menuju tempat perkumpulan mereka,” (Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An-Naisaburi, Al-Jamius Ṣaḥīḥ, juz VIII, halaman 178).
Tentang urutan terjadinya tanda-tanda kiamat dari hadits di atas, ulama berbeda pendapat. Namun yang pasti,
dari hadits shahih di atas, maka sebagai tanda kunci dari tanda-tanda akan terjadinya kiamat, yaitu kemunculan Dajjal. Dajjal sendiri adalah sosok manusia yang sudah ada sejak lama, bahkan di zaman Rasulullah SAW sudah ada sahabat yang ketika belum masuk Islam bertemu dengan Dajjal di sebuah pulau. Jadi, Seperti pendapat seorang ulama, Muhammad Isa Dawud, bahwa Dajjal itu sudah ada, tapi saat ini belum muncul dan menunjukkan jati dirinya kepada seluruh manusia. Entah dia sedang bersembunyi di mana saat ini.
Dajjal sendiri sudah memiliki takdir hidup dan matinya yang dinyatakan oleh Rasulullah SAW, di antaranya dalam sebuah hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Lalu Allah mengutus Isa bin Maryam seperti Urwah bin Mas’ud, ia mencari Dajjal dan membunuhnya. Setelah itu selama tujuh tahun, manusia tinggal dan tidak ada permusuhan di antara dua orang pun. Kemudian Allah mengirim angin sejuk dari arah Syam lalu tidak tersisa seorang yang dihatinya ada kebaikan atau keimanan seberat biji sawi pun yang tersisa kecuali mencabut nyawanya” (HR. Muslim no. 2940)
Pertanyannya, apakah Dajjal tahu hadits ini, hadits tentang hidupnya yang tidak lama jika muncul di tengah-tengah manusia dan takdir kematiannya karena dibunuh oleh Nabi Isa as.? Tentu saja tahu, seperti Dajjal tahu tentang tanda-tanda kemunculnya di tengah-tengah manusia sebagai bagian dari tanda-tanda tejadinya kiamat, seperti danau Tiberias yang airnya habis dan tanda-tanda lainnya.
Maka, sabda Rasulullah SAW tentang tanda-tanda akan terjadinya kiamat dari hadits yang dirawayat Hudzaifah bin Asid Al Ghifari untuk siapa? Apakah untuk manusia dan jin saja? Jelas tidak! Sabda Rasulullah SAW ini juga untuk Dajjal. Sabda yang merupakan peringatan untuk Dajjal ini mengandung pesan: “Dajjal, jika kamu muncul, maka akan tergenapi tanda-tanda yang lain tentang kiamat, termasuk terbunuhnya kamu oleh Nabi Isa as.!” Apakah Dajjal mau muncul dan siap untuk mati? Dajjal tentu takut mati dan juga takut akan terjadinya kiamat, dikarenakan tempatnya setelah kematian atau setelah kiamat cuma satu saja: neraka. Tidak ada tempat lain, tidak ada surga untuknya. Karenanya, dunia menjadi surga buat Dajjal, juga buat iblis dan setan. Dengan kata lain, makhluk yang paling takut dan yang paling berkepentingan untuk tidak tergenapinya tanda-tanda kiamat dan terjadinya kiamat adalah Dajjal, juga iblis dan setan-setan keturunannya! Lalu, masikah kita, manusia, meributkan kapan terjadinya kiamat? Toh kiamat yang sudah pasti terjadi pada diri kita adalah kematian diri kita sendiri. Sudahkah kita menyiapkan diri untuk husnul khatimah dan masuk ke dalam surga-Nya? *