Berita Klasik Media 

Ahmad Qais, Ketua DPW BKN Jakarta: Jangan Asal Tuduh, Sebar Hoax Terhadap Coldplay yang Akan Konser di indonesia!

KLASIKMEDIA.COM, JAKARTA- Dewan Pengurus Wilayah Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Jakarta  menganggap pernyataan  Wasekjen  PA 212, Novel Bamukmin tentang pendukungan Coldplay terhadap LGBT belum sesuai fakta dan bisa menjadi penyebaran fitnah  dan hoax terhadap grup musik ternama asal Inggris, Coldplay yang akan menyelenggarakan konser di Gelora Bung Karno, Jakarta pada 15 November 2023 .

Di tengah euforia kehadiran band ternama dunia tersebut, muncul pihak yang menolak kedatangan Coldplay di Indonesia. Penolakan itu datang dari Persaudaraan Alumni 212 (PA 212). Alasannya, Coldplay dinilai sebagai band musik yang mendukung LGBT. “Kami dari PA 212 menolak konser Coldplay yang mendukung LGBT. Pemerintah harus tegas menolak Coldplay untuk menjaga keutuhan bangsa apalagi menjelang pesta politik,” terang Novel Bamukmin.

Menanggapi penolakan tersebut Ketua DPW BKN Jakarta, Ahmad Qais mengatakan bahwa penolakan tersebut jangan membuat keadaan panas dengan asal menghubung hubungkan sesuatu yang belum sesuai fakta dan jangan hanya melihat dari satu sisi.terkait LGBT yang katanya  didukung Coldplay tidak bisa dijadikan alasan penolakan dikarenakan belum sesuai fakta.

“Saya pribadi juga tidak mendukung LGBT tapi menurut saya saudara novel terlalu menelan kabar yang belum sssuai fakta mentah mentah yang bisa menjadi penyebaran fitnah penyebaran hoax, karena belum pernah ada satu pun pernyataan resmi dari pihak grup musik Coldplay terkait dukungan mereka  terhadap LGBT , malah vokalisnya sendiri pernah berkata di sebuah wawancara memiliki homophobia dan takut akan tindakan gay,” ujar Ahmad Qais.

Dalam sebuah wawancara dengan Rolling Stone yang diterbitkan pada hari Selasa dikutip dari USA Tod pernah menanyakan vokalis Coldplay tanggapan nya tentang LGBT dan vokalis Coldplay mengatakan memiliki homophobia. “Ketika saya pergi ke sekolah berasrama, saya berjalan sedikit lucu dan saya sedikit terpental dan saya juga sangat homofobia karena saya seperti, ‘Jika saya gay, saya benar-benar (sumpah serapah) untuk selama-lamanya dan itu membuatku takut,” kata Chris Martin.

Ahmad Qais juga mengajak, aparat, masyarakat, tokoh publik untuk  Menjaga keutuhan dan merawat kedamaian negara ini agar Jangan terprovokasi dan memprovokasi.

“kita mengajak aparat, masyarakat, tokoh – tokoh publik untuk menjaga dan merawat Indonesia dengan hati – hati agar tidak memprovokasi dan terprovokasi.” ujar Ketua DPW BKN  Jakarta, Ahmad Qais. Ia berharap semoga masyarakat  tidak terprovokasi dengan statement mereka yang asal menghubung hubungkan sesuatu yang belum pasti faktanya. “jangan berdalih untuk menjaga keutuhan bangsa kalau malah pendapatnya yang merusak keutuhan dengan menyebarkan fitnah menyebarkan hoax. Dengan menonton konser Coldplay tidak menjadikannya sebagai sebuah dukungan terhadap LGBT karena tidak ada hubungan nya dan aneh karena seperti beranggapan orang – orang yang pulang nonton konser Coldplay tiba – tiba jadi LGBT atau menjadi pendukungnya kan aneh dan Negara juga sudah mengatur terkait hal tersebut dalam undang undang” ujar Ahmad Qais.

Ahmad Qais  juga menanggapi penolakan dari PA 212 tersebut hanya melihat dari satu sisi. Banyak dari mereka yang tidak melihat dari sisi kebaikan lainnya.

“Kehadiran Coldplay sendiri pasti sangat besar dampaknya dan sisi baik nya dari segi ekonomi , pariwisata, dan banyak hal hal positive yang mereka komitmenkan seperti konser dengan tema ramah lingkungan” ujar Ahmad Qais.

Menurut Ahmad Qais, Coldplay juga menjadi pendonor bagi organisasi lingkungan seperti Rainforest Foundation dan Global Citizen. Dalam konsernya, Coldplay berjanji sebisa mungkin menggunakan energi baru terbarukan atau energi yang lebih ramah seperti solar, biofuel dan kinetik guna menghindari energi fosil.

“Sudah fakta bahwasannya Coldplay merupakan band tingkat dunia yang memberikan nilai positive yang besar seperti konser ramah lingkungan dengan inisiatif, seperti mereka keliling dunia mengadakan konser tidak menggunakan bahan bakar fosil mereka menggunakan olahan minyak jelantah yang di kumpulkan dari restaurant, menggunakan kinetic dance floor, yakni lantai panggung yang bisa menghasilkan energi listrik dari gerakan para personel dan penonton nya, bahkan mengalokasikan uang penjualan tiket dengan 1 tiket = 1 pohon untuk restorasi alam dan lingkungan,” pungkas Ahmad Qais.

Related posts