Mengenal Arkanuddin
Oleh: Latif HATAM
Setelah seseorang telah mengenal dirinya, maka kemudian ia perlu mengenal Tuhan yang menciptakan-Nya. Namun untuk mengenal Tuhan, ia harus mengenal dulu agama yang dianutnya terutama ajaran-ajaran pokoknya, dalam hal ini agama Islam.
Sebagai agama, Islam memiliki tiga ajaran pokok dari agama atau arkanuddin yang menjadi pilar atau kaki yang menopangnya ( seperti tripod), yaitu Islam, iman dan ihsan yang masing-masing memiliki rukun (sesuatu yang harus dikerjakan) sehingga disebut dengan rukun Islam, rukun Iman dan rukun Ihsan. Dalil tentang tiga kaki yang menopang agama Islam ini adalah hadits shahih riwayat Imam Muslim dari Ibnu Umar yang berasal dari ayahnya, Umar bin Khatab ra. tentang Tamu Misterius.
Tamu Misterius
Ayahku, Umar bin Khattab, bercerita, “Ketika kami sedang bersama Rasulullah s.a.w. pada suatu hari, datanglah ketengah kami seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih bersih, rambutnya sangat hitam kelam, tak nampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh, namun tak satu pun dari kami yang mengenalnya. Lalu orang itu duduk menghadap Nabi saw., begitu dekatnya, sehingga kedua lututnya bersentuhan dengan lutut Nabi, dan ia meletakkan kedua telapak tangannya di atas paha Nabi saw. Lalu orang itu berkata: ‘Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam’.
Rasulullah saw. menjawab: ‘Islam adalah kesaksian tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, Shalat, Zakat, Puasa Ramadhan, Haji, jika mampu.
Lalu orang itu berkata: ‘Benar engkau’.
Kami pun terheran-heran, dia yang datang bertanya dia pula yang membenarkan.Lalu orang itu berkata lagi: ‘Jelaskan padaku tentang Iman’.
Rasulullah saw. menjelaskan: ‘Iman adalah engkau mempercayai Allah, Malaikat-malaika-tNya, Kitab-kitab-Nya,Rasul-rasul-Nya,Hari Akhir, Taqdir Baik dan Buruk.’
Lalu orang itu berkata: ‘Benar engkau.’
Orang itu berkata lagi: ‘Sekarang jelaskan padaku tentang Ihsan.’
Rasulullah saw. menjelaskan: ‘Ihsan adalah Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan kalaupun engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia selalu melihat engkau.’
Lalu orang itu berkata: ‘Benar engkau.’
Orang itu berkata: ‘Sekarang jelaskan padaku tentang kiamat.’
Rasulullah saw.: ‘Orang yang ditanya tidaklah lebih tahu dari yang bertanya.’
Orang itu: ‘Kalau begitu, jelaskan padaku tanda-tanda datangnya kiamat.’
Rasulullah saw.: ‘Tanda-tandanya adalah sahaya wanita melahirkan tuannya,orang-orang yang telanjang kaki dan badan, miskin, penggembala kambing, namun bermegah-megahan di gedung-gedung.’
Lalu orang itu bertolak pergi, tinggallah aku terheran-heran.
Rasulullah saw. berkata: ‘Hai Umar, tahukah engkau siapa orang yang datang bertanya tadi?’
Kujawab: ‘Allah dan RasulNya yang lebih tahu.’
Rasulullah saw. berkata: ‘Dia adalah Jibril, dia datang kepadamu untuk mengajarimu tentang agamamu. ’”
Hadits di atas menjelaskan tentang rukun Islam, rukun Iman dan rukun Ihsan. Rukun Islam terdiri atas syahadat (kesaksian tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah), shalat, Zakat, Puasa Ramadhan, dan Haji, jika mampu. Rukun Iman terdiri atas iman kepada Allah, Malaikat-malaika-tNya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya,Hari Akhir, Taqdir Baik dan Buruk. Sedangkan rukun Ihsan adalahpengalaman melihat Allah, atau dilihat Allah.
Dan dari ketiga rukun di atas, rukun Ihsan yang sedikit diperkenalkan oleh ulama, para mubaligh, ustadz atau ustadzah kepada umat Islam. Kebanyakan umat Islam hanya tahu dan hafal rukun Islam dan rukun Iman. Jika ditanyakan tentang rukun Ihsan, dapat dipastikan hanya sedikit yang dapat menjawabnya. Padahal, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, terutama dalam bekerja, rukun Ihsan memiliki peran yang sangat penting. Contohnya: Seorang pekerja yang memiliki rasa meilhat atau dilihat Allah, maka ia tidak akan berani berbuat curang dan melakukan tindakan kejahatan lainnya. Kisah di bab sebelumnya tentang OB Agus Chaeruddin menjadi salah satu contoh sikap Ihsan dalam bekerja. Adapun cara atau metode agar seseorang memiliki keihsanan yang kuat adalah dengan berdzikir. *