Ormas Betawi Bangkit Terlibat di Lomba Penulisan Artikel Populer untuk Pelajar
KLASIKMEDIA.COM, JAKARTA- Dalam rangka memperingati Hari Literasi Internasional pada tanggal 8 September 2020, Organisasi Masyarakat (Ormas) Betawi Bangkit terlibat sebagai penyelenggara Lomba Penulisan Artikel Populer untuk Pelajar SMA/Aliyah/SMK/Sederajat bersama LTN (Lembaga Infokom dan Publikasi) PCNU Jakarta Utara, Klasik Media, Socentix dan Jawara Bangkit. Pendaftaran dan pengirim naskah lomba berakhir pada tanggal 5 September 2020 pukul 00.00 WIB dengan syarat dan ketentuan berlaku ( lihat di situs klasikmedia.com ).
Betawi Bangkit adalah ormas yang dibentuk sebagai wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan SOCENTIX, perusahaan swasta yang mengemban amanat UU PT NO 40 th 2007 pasal 74 Bab V. Sedangkan founder dan CEO dari SOCENTIX menjabat juga sebagai Ketua Umum Betawi Bangkit, yaitu Prof. David Darmawan. Betawi Bangkit melihat bahwa tantangan masyarakat asli Betawi ada pada status DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan sekaligus Ibu Kota Indonesia. Sehingga perubahan zaman, situasi dan kondisi di DKI Jakarta menjadi tantangan besar bagi seluruh kearifan lokal; dan Betawi Bangkit hadir sebagai wadah bagi masyarakat untuk menjaga kearifan lokal dengan cara yang modern. Betawi Bangkit berperan dalam mengangkat seni budaya melalui teknologi informatika agar dunia juga mengenal Budaya Betawi dan mencintainya. Betawi Bangkit mengedepankan asas kolaborasi, karena Betawi Bangkit percaya bahwa untuk mencapai sebuah tujuan diperlukan kerjasama dari berbagai pihak.
Terkait keterlibatan Betawi Bangkit di lomba Penulisan Artikel Populer untuk Pelajar SMA/Aliyah/SMK/Sederajat, menurut ketua umumnya, Prof. David Darmawan yang akrab dipanggil Bang David, bahwa pembelajaran literasi di era digital ini menjadi faktor penting dalam bersosialisasi dan menyikapi dinamika kehidupan yang ada, khususnya bagi pelajar. Dikarenakan pemahaman obyek dan subtek literasi itu sendiri akan hilang di dalam narasi masing-masing narasumbernya yang sudah sangat terfasilitasi di dunia virtual yang ada, yang selalu memiliki dualisme interaksionis akan kenyataan yang berbeda atau yang sengaja diciptakan. Pembelajaran literasi seharusnya juga disertai dengan kearifan lokal yang menerapkan strategi literasi, layaknya seperti “belajar mengaji” di tanah Betawi.
“Karenanya, sangat penting untuk menumbuhkan pembaca yang baik dan kritis dalam bidang apapun, khususnya melalui lomba ini. Hasil dari literasi yang memiliki kearifan lokal inilah yang akan memberikan perenungan dan hati nurani yang memahami ilmu yang lebih bermakna dan bermanfaat ketimbang hasil kilatan-kilatan cahaya di depan layar, “ ujar Bang David.