KIDUNG CINTA UNTUK BIE
Cerbung #1
Hmm asyik juga membaca buku harian sahabatku ini. Aku tak habis pikir, Dani benar-benar sudah membuat Tanti gelap hati. Tapi aku percaya,semoga semua ini jawaban dari doa-doa Tanti. Jika sudah urusan hati aku tidak bisa bicara apa-apa. Meskipun Tanti sudah kuanggap sebagai adikku sendiri. Sambil sesekali kulirik kamar kecil mungil itu,aku masih penasaran untuk melanjutkan membaca buku harian Tanti.
“Ku beranikan diri dengan pakaian yang berbeda, tapi aku hanya berani mengganti warna saja, malam itu aku berkerudung merah. Sementara Dani dengan gaya dandynya mengenakan ham berstrip hijau. Seperti biasa Dani selalu berpenampilan bersahaja.
” Segar sekali kelihatannya wajah ummi sore ini”
Dani mengkomentari penampilanku, rupanya Dani berusaha menghilangkan kekakuanku. Walau ini adalah kali kedua kami bersama tapi terus terang rasa kaku masih menyelimuti aku. Aku tidak berani memandang wajahnya saat berbicara.
“Ke sini dong wajahnya, lihat pula wajah lawan bicaranya kalo ngobrol” Katanya sambil menyungging senyum manisnya dengan tatapan mata memandang ke depan. Dani mengemudikan mobil begitu tenangnya.
Menjelang magrib km 45 Tol Jagorawi arah Ciawi kami singgahi untuk menunaikan sholat magrib. Malam itu pertama kali aku bergelayut di lengannya, sambil menunggu jalur dibuka kesempatan ini dijadikannya untuk kesempatan bercerita padaku lebih banyak tentang dirinya.
Seringai tawa dan lelucon Dani meluncur begitu saja. Aku senang menyimaknya, tak terasa tiga jam sudah menunggu jalur dibuka. Kembali leherku terasa pegal, aku seringkali memalingkan pandanganku ke arah kiri, karena belum berani berhadapan saat kami berbicara.
Entah mengapa saat itu tangan kananku terasa pegal, akupun mencoba memijat tanganku sendiri. “Makanya kan Abi sudah bilang jika mengobrol pandang wajah lawan bicaranya, apalagi suami sendiri, kan dapat pahala” Ungkapnya sambil tangannya meraih dan memijat tangan kananku. Panas dingin seluruh tubuhku, masyaallah ini pijatan pertamamu untukku. Terima kasih, aku bergumam dalam hati.(suzi)
(Bersambung)